Harum kenangan umpama bau rumput
di bulan Oktober
hujan reda, malam menjadi bersih
dengan kilau bintang di langit nan hijau.
Seekor kuda menggeliat, di bawah purnama, melihat
seorang samurai duduk bersandar
: sibuk mencorat-coret selembar kertas
mencari aksara di setiap sudut hati.
Rindu pun hadir dalam sajak
menumbuhkan kelopak-kelopak
menjelma kuntum padma.
Seketika, angin berhembus menebarkan harum,
dan kenangan, menjadi sejati
tanpa kelopak, batang dan daun.
Di situ, kita melihat sebuah lukisan
: bagaimana kenangan memiliki jiwa
dan kisahnya sendiri.
Kamis, 03 November 2011
RINDU
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar